Sabtu 27 Desember lalu, aku dan seorang sahabat untuk pertama kalinya menikmati malam minggu berdua kami. berdua, tentu hanya berdua saja. entah setan mana yang membisiku hingga aku mengajak cewek metal yang mungil ini untuk sekedar jalan-jalan berdua. sebenarnya aku mengajaknya untuk jalan-jalan di sabtu pagi, tapi mungkin Tuhan berkenhendak lain. Bisa kubayangkan Tuhan berkata, "Hei anak manusia, sabtu di pagi hari tidaklah cocok untuk dihabiskan seorang cowok dan cewek, sekalipun mereka berdua seorang sahabat."Begitulah kira-kira,sehingga ajakaku untuk keluar rumah di pagi hari ditolak dan jadilah suatu keadaan di sebuah malam minggu dua orang sahabat ini jalan bareng di malam minggu.
selama berkendara beruda di atas motor kami berdua bak kawan yang sangat lama tidak berjumpa. kami tanya kabar masing-masing, bercerita tentang hiruk pikuk kehidupan kami sampai akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya mengisi perut kami yang dari sore telah terpesona oleh sebuah warung di pinggiran jalan berjudul "Bandeng Tanpa Duri"
di warung tersebut aku memesan bandeng bakar dan sahabatku ini memesan bakso bandeng, sudah pasti dengan judul "Bandeng Tanpa Duri" tadi, semua makanan yg kami pesan asing dari jamahan duri.
saat menikmati makanan tanpa duri itu kami kembali berbincang tentang berbagai hal, tentang kesendirian kami masing-masing, tentang kehidupan kampus kami, dan tentang mimpi kami. ya, tentang mimpi.
salah satu mimpi kami adalah kami dapat ber-backpacker menjelajahi berbagai kota. lalu entah bagaimana caranya, cewek metal ini menarik mimpi lamaku untuk kuutarakan padanya malam itu. tentu mimpi tersebut tidak jauh dari cita-cita backpacker kami. ya, mimpiku tersebut adalah ber-backpacker sambil mengais rejeki dengan menjalani berbagi profesi dari kota ke kota.
memang ide itu termasuk salah satu ide gila seorang yang selalu tampak frustasi sepertiku. bagaimana tidak disebut gila?!bayangkan saja, seorang mahasiswa udik dengan uang saku pas-pasan, berperawakan kecil, dengan wajah yang selalu terlihat tanpa semangat ini mau melakukan perjalanan yang dipenuhi tantangan. bisa-bisa baru di kota sebelah manusia seperti aku sudah dipalak preman kampung yang tampak garang dan sangar.
tapi itulah mimpi, selalu membuat orang melambung dan berangan-angan melebihi batas rasionalitasnya. karena itu hanya merekalah yang berani mengejar mimpi yang dapat berubah arah kehidupannya seratus delapan puluh derajat tanpa disangka-sangka.
Tentu sahabatku yang baik hati, si cewek metal ini mendukung ide aneh tersebut. Mengutip perkataan Andrea Hirata, "Ide-ide sinting memang selalu memiliki dua dimensi : dicemooh atau diikuti orang-orang frustasi."
dan beruntungnya orang pertama yang aku beritahu hal itu mendukung ide sinting itu, walaupun aku tidak yakin si cewek metal ini termasuk orang-orang yang frustasi.
Tapi dukungannya pada mimpiku ini tersirat dari ajakannya, "untuk awalnya, bagaimana kalau kita memulai dengan backpacker ke Bromo?kamu belum pernah ke Bromo kan?", katanya.
Tentu saja aku yang keranjingan berpetualang dan menjelajah belahan dunia ini menyambut dengan baik ide itu. hanya saja seperti kendala-kendala klasik manusia Indonesia, kami tak punya biaya dan sebagai mahasiswa yang terjerat dalam jebakan konstruksi model pembelajaran di negeri ini, kami tak punya waktu selama itu untuk ber-banckpacker ria.Tapi dengan keyakinan yang mantap aku tahu bahwa satu hari mimpi ber-backpacker ini akan terwujud, tidak hanya ke Bromo bahkan menjelajah tanah jawa atau lebih dahsyat lagi kami dapat mengarungi samudera untuk menjelajah benua-benua di dunia.
selama berkendara beruda di atas motor kami berdua bak kawan yang sangat lama tidak berjumpa. kami tanya kabar masing-masing, bercerita tentang hiruk pikuk kehidupan kami sampai akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya mengisi perut kami yang dari sore telah terpesona oleh sebuah warung di pinggiran jalan berjudul "Bandeng Tanpa Duri"
di warung tersebut aku memesan bandeng bakar dan sahabatku ini memesan bakso bandeng, sudah pasti dengan judul "Bandeng Tanpa Duri" tadi, semua makanan yg kami pesan asing dari jamahan duri.
saat menikmati makanan tanpa duri itu kami kembali berbincang tentang berbagai hal, tentang kesendirian kami masing-masing, tentang kehidupan kampus kami, dan tentang mimpi kami. ya, tentang mimpi.
salah satu mimpi kami adalah kami dapat ber-backpacker menjelajahi berbagai kota. lalu entah bagaimana caranya, cewek metal ini menarik mimpi lamaku untuk kuutarakan padanya malam itu. tentu mimpi tersebut tidak jauh dari cita-cita backpacker kami. ya, mimpiku tersebut adalah ber-backpacker sambil mengais rejeki dengan menjalani berbagi profesi dari kota ke kota.
memang ide itu termasuk salah satu ide gila seorang yang selalu tampak frustasi sepertiku. bagaimana tidak disebut gila?!bayangkan saja, seorang mahasiswa udik dengan uang saku pas-pasan, berperawakan kecil, dengan wajah yang selalu terlihat tanpa semangat ini mau melakukan perjalanan yang dipenuhi tantangan. bisa-bisa baru di kota sebelah manusia seperti aku sudah dipalak preman kampung yang tampak garang dan sangar.
tapi itulah mimpi, selalu membuat orang melambung dan berangan-angan melebihi batas rasionalitasnya. karena itu hanya merekalah yang berani mengejar mimpi yang dapat berubah arah kehidupannya seratus delapan puluh derajat tanpa disangka-sangka.
Tentu sahabatku yang baik hati, si cewek metal ini mendukung ide aneh tersebut. Mengutip perkataan Andrea Hirata, "Ide-ide sinting memang selalu memiliki dua dimensi : dicemooh atau diikuti orang-orang frustasi."
dan beruntungnya orang pertama yang aku beritahu hal itu mendukung ide sinting itu, walaupun aku tidak yakin si cewek metal ini termasuk orang-orang yang frustasi.
Tapi dukungannya pada mimpiku ini tersirat dari ajakannya, "untuk awalnya, bagaimana kalau kita memulai dengan backpacker ke Bromo?kamu belum pernah ke Bromo kan?", katanya.
Tentu saja aku yang keranjingan berpetualang dan menjelajah belahan dunia ini menyambut dengan baik ide itu. hanya saja seperti kendala-kendala klasik manusia Indonesia, kami tak punya biaya dan sebagai mahasiswa yang terjerat dalam jebakan konstruksi model pembelajaran di negeri ini, kami tak punya waktu selama itu untuk ber-banckpacker ria.Tapi dengan keyakinan yang mantap aku tahu bahwa satu hari mimpi ber-backpacker ini akan terwujud, tidak hanya ke Bromo bahkan menjelajah tanah jawa atau lebih dahsyat lagi kami dapat mengarungi samudera untuk menjelajah benua-benua di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar